Sunday, January 11, 2015

Siswi SMK Pelacur

Banyak memang siswi SMK yang sekarang ini menjadi pelacur.
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Depok, Inspektur Satu Elly Padiansari, mengatakan selain telah meminta keterangan RL (16) siswi SMK yang mengaku dijual rekan sekelasnya yang juga perempuan Des (15), untuk menjadi PSK, pihaknya juga sudah meminta keterangan dari Des."Ternyata dari keterangan mereka diketahui Des ini bukan menjual, tapi menawarkan ke RL. Dan yang bersangkutan mau saat ditawarkan. RL juga sudah mengakui itu," kata Elly


Karenanya kata Elly dipastikan tidak ada iming-iming atau penjualan yang dilakukan rekan sekelas RL, yakni Des untuk menjadikan RL sebagai PSK.

"Jadi anak itu yakni RL memang mau bekerja seperti itu. Anak itu yang berangkat ke sana dan tidak diiming-imingi apapun. Motifnya faktor ekonomi," kata Elly.

Elly menuturkan keterangan antara RL dan Des juga tidak sinkron. Terutama mengenai apakah yang dimaksud di Lenteng Agung, Jakarta Selatan itu sebuah kafe atau rumah.
Menurut Des, kata Elly, yang dimaksud di lenteng Agung itu adalah rumah sang mami, mucikari mereka. Sementara kafe yang dimaksud ada atau tidak masih di dalami. "Jadi masih banyak yang tidak jelas dalam hal ini," kata Elly.

Sebelumnya, RL (16) siswa perempuan Kelas I SMK di Depok ditemani orangtuanya mendatangi Mapolresta Depok, Sabtu malam.
Mereka melaporkan bahwa RL dijual oleh rekan sekolahnya Des (15) untuk bekerja melayani nafsu bejat para hidung belang di salah satu kafe di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan dengan diiming-imingi bekerja sebagai pelayan dan bartende kafe.

Ags, ayah R, mengatakan ia mengetahui putrinya menjalani praktek prostitusi setelah seorang teman pria anaknya itu mengadukannya kepadanya.

Menurut Ags, dari keterangan teman pria anaknya itu disebutkan bahwa, RL telah ditipu rekan satu sekolahnya yang menjanjikan pekerjaan di kafe di Jakarta Selatan.
"Informasi teman pria anak saya di kafe itu, anak saya justru disuruh melayani nafsu bejat pria hidung belang. Menurut dia, anak saya sudah ditipu teman satu kelasnya," kata Ags, Minggu (11/1/2015) dinihari.
Ags yang bekerja sebagai sopir angkot lalu menanyai anaknya R mengenai informasi yang didapat dari rekan lelaki R.

"Anak saya sempat membantah. Dia bilang di bekerja jadi pelayan dan bartender di kafe itu. Tapi akhirnya dia mengaku kalau di sana melayani hidung belang. Dia sudah ditipu temannya yang menjual anak saya ke germo di kafe itu," papar Ags sedih.
Menurut Ags, dari keterangan anaknya, ia dibayar Rp 500.000 untuk sekali kencan dengan pria hidung belang.

RL sendiri mengaku sudah dua kali melayani hidung belang selama bekerja di kafe itu sejak akhir 2014 lalu.
Kepada penyidik di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Depok, R menjelaskan ia diajak teman sekelasnya Des bekerja di kafe di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
R mengaku ia ditawari bekerja sebagai pelayan sekaligus bartender di salah satu kafe hiburan malam di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. "Di sana saya dikenalkan sama mami. Sama mami disuruh menemani tamu. Sekali menemani dibayar Rp 500.000. Saya tidak bisa menolak, takut dimarahi" kata R didampingi ayahnya Ags.

Menurut RL dari uang Rp 500.000 yang diterimana, ia menerima bersih Rp 300.000. Sementara Rp 200.000 menjadi hak sang mami.

No comments:

Post a Comment